Selasa, 03 April 2012

senja..

Terpaku menatap langit. Gelap, kelam tak bercelah, Satu demi satu tetesan air hujan membasahi bumi, Rintikannya terdengar syahdu, Seperti sebuah melodi yang menggambarkan tentang indahnya cinta, Aku pernah berada di sana, Di bawah senja yang kelam itu, Ku biarkan setetes demi setetes air hujan itu membasahi ragaku, Raga yang hampa, Raga yang terlalu lemah karna separuh jiwanya telah mati, Inginku berterimakasih kepada hujan, karna dia telai menyamarkan air mataku, Air mata yang entah ku teteskan untuk apa, dan untuk siapa, Aku terdiam, termenung di bawah derasnya hujan, Menanti kelam ini pergih, Dan senja yang mendung ini berganti dengan malam yang indah, Namun yang terjadi, senja ini tetap gelap, dan malam semakin bertambah kelam, Ku coba menatap dungu langit itu, Dan aku mencoba bertanya pada sang langit, Mengapa aku menangis, Untuk apa aku menangis, Dan untuk siapa aku menangis, Namun sayang, langit terlalu sombong untuk menjawab semua tanyaku, Dan hujan tetap menemaniku menutupi semua sedihku,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar